Monday, February 28, 2011

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun sehingga kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

Selain dari sisi permintaan dan penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut dan akan menyebabkan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bias dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau PDB yang terus-menerus, yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional (PN).

Sumber-sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) atau/dan pertumbuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN, yang terdiri atas konsumsi rumah tangga, investasi (termasuk perubahan stok), konsumsi/pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Dari sisi AS, pertumbuhan outout bias disebabkan oleh peningkayan volume dari faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal (kapital), tanah.

Teori-teori dan Model-model Pertumbuhan
a. Teori Klasik

Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :

1) Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi/pertumbuhan, yaknu SDA, SDM, dan barang modal.

2) Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, diatas atau dibawah tingkat upah alamiah (upah minimal).

3) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara, yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sektor yang dominan adalah pertanian dan industry. Jika output di kedua sektor tersebut ditingkatkan, maka PNB potensialnya akan bisa ditingkatkan. Ada dua kelompok faktor yang sangat menentukan pertumbuhan, yakni faktor-faktor ekonomi (tanah, tenaga kerja, modal, organisasi), dan faktor-faktor non ekonomi (kenyamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja, dan disiplin pekerja yang tinggi).

4) Teori Marx
Ada dua hal penting yang membedakan teori ini dengan teori-teori lainnya yakni :
• Faktor-faktor produksi utama adalah tenaga kerja, tanah, dan modal.
• Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenaga kerja dan input-input produksi lainnya terhadap pertumbuhan output dianggap konstan.

b. Teori Neo-Keynes
Model pertumbuhan yang masuk didalam kelompok teori Neo-Keynes adalah model Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan pertumuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi, baik pada AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Model dari Domar lebih memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi. Sedangkan penekanan dari model Harrod lebih pada pertumbuhan Y jangka panjang.

c. Teori Neo-klasik
Pemikiran dari teori Neo-klasik berdasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik yang dibahas di atas. Beberapa teori Neo-klasik adalah sebagai berikut :

1) Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini meneliti gejala di Negara-negara berkembang (NSB). Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai disebuah NSB yang mempunyai dua sektor dengan sifat yang berbeda, yakni pertanian traditional yang subsistem di pedesaan dan industry modern di perkotaan. Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi terjadi karena pertumbuhan industri dengan proses akumilasi modal yang pesat, sedangkan di pertanian pertumuhannya relative rendah dengan akumilasi capital yang rendah sekali.

2) Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikirannya sering disebut sebagai tesis Neomarxis, karena ia menolak pemikiran Marxis yang menyatakan bahwa NSB akan maju seperti di Eropa karena sentuhannya dengan Negara-negara maju (NM). Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM, ekonomi NSB akan menjadi buruk. Menurutnya proses kapitalisme di NSB berbeda dengan yang terjadi di NM, di NSB proses akumulasi modal tidak terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu modal asing yang dating ke NSB justru mengambil surplus ekonomi yang terjadi.

3) Teori Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantug pada NM, terutama dalam investasi langsung di sector pertambangan dan impor barang-barang industri. Ini membuat NSB hanya bisa berspesialisasi diproduk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sementara NM berspesialisasi dalam produksi industri yang menghasilkan nilai tambah besar.

4) Model Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi dimanapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju. Dalam modelnya, proses pembangunan terdiri atas lima tahapan, yaitu :
• Masyarakat tradisional
• Prakondisi untuk lepas landas
• Lepas landas
• Menuju kedewasaan
• Era konsumsi massal tinggi

5) Model Pertumbuhan Solow
Model ini adalah penyempurnaan model Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi faktor produksi diasumsikan dapat berubah, tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga dapat berubah. Jika jumlah tenaga kerja tumbuh melebihi jumlah stok kapital, upah akan turun relatif terhadap suku bunga. Atau sebaliknya, jika pertumbuhan kapital melebihi pertumbuhan tenaga kerja, suku bunga akan turun relatif terhadap upah.

d. Teori Modern
Teori-teori pertumbuhan yang telah dibahas kurang dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibanyak Negara di dunia yang kenyatannya pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya hanya didorong oleh akumulasi modal dan penambahan jumlah tenaga kerja, tetapi juga disebabkan oleh penigkatan produktivitas dari kedua faktor produksi tersebut.

Model- model pertumbuhan di atas hanya melihat pada satu pertumbuhan saja, yakni kontribusi dari penambahan jumlah dari faktor-faktor produksi. Sumber pertumbuhan yang terpenting adalah peningkatan produktivitas, bukan jumlah dari faktor-faktor produksi yang digunakan dan ini mencerminkan adanya suatu progres teknologi.
Dilihat dari kerangka pemikirannya ada sejumlah perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neo-klasik atau neo-keynes, diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, kapital, dan kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya. Kualitas tenaga kerja tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan, tetapi juga kondisi kesehatannya.




Sumber : Perekonomian Indonesia, Tulus H. Tambunan

0 comments:

Post a Comment